https://www.blogger.com/template-editor.g?blogID=4310979104881081115

Minggu, 12 Oktober 2014

Kota Lahirnya Rocker/Metalhead ( Malang )


Kota Dinamis Pencetak Rocker Terkenal
Kalau ada seseorang bertanya kota apa di Tanah Air ini yang semangatnya dalam mengapresiasi musik cadas yang begitu menggelegak sejak era 70’an hingga kini, maka jawabannya hanya satu yaitu Malang !
karena pada dasarnya, dekade ’70-an telah mencatat suatu babak awal yang sangat fenomenal dari evolusi  musik rock & roll  dan itu terjadi di kota Malang. Malang memang merupakan kota yang sangat dinamis untuk perkembangan musik panggung di era 70-an bahkan era 60’an. Dalam dunia musik cadas Indonesia, ada klaim tidak tertulis yang sudah diakui akan kebenarannya secara nasional, bahwa Malang merupakan barometer musik  cadas nasional.Klaim ini tentu harus bisa ditelusuri ujung pangkalnya, untuk makin mengukuhkan posisi Malang dalam blantika musik nasional.
Kota Malang pernah dianggap sebagai barometer musik rock di Jawa Timur, bahkan nasional dan itu merupakan suatu keunikan yang tidak ada pada kota lain yaitu. mayoritas warga Malang pada dekade 1970-an  sangat menggemari musik cadas, seperti Deep Purple dan Rolling Stone. Pernah ada suatu angket yang dibuat radio-radio amatir waktu itu dan memang kebanyakan kaum muda di kota Malang menggemari musik rock.
Selera kuping arek-arek Malang pada jaman dulu di era 70-an memang tidak pernah bergeser jauh dari genre musik keras mulai dari yang bernuansa hardrock bahkan hingga saat ini, slowrock, folk-rock, art-rock atau psychedelic rock sekalipun. Komposisi musik seperti yang dimainkan Led Zeppelin, Genesis, Rolling Stones, Janis Joplin, The Doors, Uriah Heep, Yes, Deep Purple, Rainbow, Pink Floyd, Rush, atau Queen adalah beberapa nama paten yang sangat digilai anak muda Malang.
City of  Monsters
Namun bila mereka menyaksikan pagelaran musik rock, arek-arek malang ini seakan-akan berubah menjadi monster yang sangat menakutkan bagi group band yang masih tanggung – tanggung SDM dan peralatannya oleh karenanya, Malang secara tidak langsung mendapat predikat sebagai City of  Monsters dimata para rocker yang skillnya pas-pasan alias tanggung-tanggung, tidak perduli apa band itu dari luar Malang atau dari Malang sendiri mereka bisa kena lempar batu , sandal atau pokok kayu dll!.
“Wah, sejak dulu Malang itu kota yang paling ditakuti ama band-band Jakarta. Penontonnya kritis, salah dikit aja langsung ditimpukin!” ujar Jaya, gitaris group band Roxx yang sempat berkomentar saat event Soundrenaline 2004 di  Stadion Gajayana Malang. “Malah dulu belum layak disebut rocker kalo belum pernah konser di Malang. Emang terbukti, aura  rock-nya masih terasa banget sampe sekarang!”.
Sudah banyak kisah musisi rock lokal maupun nasional yang coba ‘menaklukan’ hati dan telinga penonton Malang yang terkenal agak liar dan suka rusuh. Sebagian memang cukup berhasil, namun lebih banyak di antaranya yang gagal total.Band yang tidak mampu memuaskan penonton akan sangat beruntung jika hanya mendapat cemooh dan caci-maki saja. Sebagian malah bernasib lebih buruk, menerima lemparan benda-benda aneh seperti botol dan sandal bahkan batu dari penonton dan dipaksa turun dari panggung.
Kawah Candradimuka Itu Bernama GOR Pulosari
Sejak era ’70-an, tempat pertunjukan [venue] yang sering dipakai ajang konser rock adalah GOR Pulosari tempat bersejarah yang dianggap sebagai kawah ‘Candradimuka’ bagi para group band di Indonesia yang ingin sukses yang terletak di bilangan jalan Kawi.Angkernya venue yang berkapasitas 5000 penonton itu ibarat pengadilan publik untuk menilai sukses atau tidaknya sebuah band  ketika manggung. Hal ini diamini oleh Dalam Permadi alias Wiwie GV, seorang musisi/aranjer asal Malang. Dalam wawancara dengan Kompas [12 November 2006].Sejumlah nama mulai dari Panbers, Trencem, Bentoel, Cockpit, Sylvia Saartje, hingga Godbless sudah pernah menjajal keangkeran GOR Pulosari yang dikenal sangat prestisius untuk konser musik rock.Wiwie terkenang sewaktu Godbless manggung di sana pada tahun1979. Penonton ketika itu tidak puas dengan penampilan Ahmad Albar dkk. Mereka lalu mengamuk dan melempar apapun ke arah panggung. Akhirnya dia mengambil kesimpulan, kalau sebuah band pentas di Malang sampai tidak  rusuh, berarti group band itu berhasil.
Malang memang kota yang tidak besar namun anehnya kota itu memiliki daya magnet yang luar biasa bagi perkembangan musik rock  di era 70-an nama-nama rocker ternama seperti Mickey Michael Merkelbach/ Mickey Jaguar, Ian Antono, Teddy Sujaya, Fuad Hassan [drummer pertama God Bless] dan Silvia Sartje, membuat musisi rock tanah air terbelalak. Mereka berdecak kagum dengan penampilan personil dan  group rock dari kota  ini. “Dulu semua band di Malang memang group rock. Saya dan Ian Antono punya filosofi yang sama, dan kami bersatu karena musik rock,” tutur Abadi Soesman seraya  menyebut nama salah satu legenda musik rock kelahiran Malang yang paling  terkenal hingga sekarang.Dari sekian banyak group rock  yang ada pada era 70-an itu maka sepantasnya kami tampilkan kehebatan ;

Group Band Bentoel

Sang Pencipta Superstar

Munculnya Bentoel Rock Band di Malang pada tahun 1970-an yang mengorbitkan nama-nama rocker first class seperti Mickey Michael Merkelbach, Ian Antono, Teddy Sujaya,membuat musisi rock tanah air terbelalak. Mereka berdecak kagum dengan penampilan band rock dari kota Malang ini. Rock band dengan vokalis andalannya Mickey Michael Merkelbach ini sudah terbiasa meneriakan lagu- lagu hard rock milik Rolling Stones, Led Zeppelin dan Deep Purple dengan melodi yang lebih garang. Mickey sendiri adalah rocker blasteran Malang dan Jerman.

Mickey - Mascot nya grup Bentoel
Bentoel Band terdiri atas Ian Antono (gitar sebelumnya drum), Teddy Sujaya (drum), Wanto (flute), Bambang M.G. (bass), Mickey Michael Merkelbach (vokal), dan Yanto(keyboard).Yang disebut terakhir adalah abang kandung Ian Antono. Bentoel  Group Band ini memainkan musik pop hingga  hard rock. Jika di atas pentas, Bentoel lebih banyak memainkan repertoar rock mulai dari Traffic hingga The Rolling Stones. Tetapi anehnya, Bentoel bisa berubah santun ketika menjadi pengiring Emillia Contessa dan Anna Mantovani dalam rekaman.
Lain Dari Yang Lain
Group Band Bentoel saat itu merupakan salah satu group yang tergolong hebat untuk ukuran Indonesia dan banyak show telah mereka lakukan dan yang lebih mengangkat nama group ini adalah penampilan vokalisnya Micky Michael Merkelbach yang seringkali berlaku aneh yang berbau horor dan sadis, gaya panggungnya mirip seperti Mick Jagger sangat urakan  atau berlaku   seperti  Ozzy  Osbourne. Bentoel Band adalah group rock yang paling populer di kota Malang. Pada 1971-1973 mereka group musik yang sangat aktif melakukan tour ke berbagai kota di Indonesia. Pada akhir Agustus ’73 di Gelora Saparua ,Bandung, Group Band Bentoel (malahan saat itu, Ian Antono masih sebagai ‘drummer’ group rock asal Malang tersebut sebelum bergabung dengan God Bless pada tahun 1975) sempat tampil bersama group God Bless dan The Philosophy Gang of Harry Roesli pada acara pagelaran berlabel ‘Anti Narkotika’ di bandung, saat itu Denny Sabri yang dikenal sangat pelit dalam memberi pujian terhadap rock star Tanah Air namun sempat pula terkagum-kagum dengan gaya Mickey Mikelbach dan memberi pujian pada Mickey sebagai seorang Super Star lokal yang kurang modal dikarenakan belum pernahnya dia tinggal diluar negeri tidak seperti Achmad Albar yang mempunyai reputasi Internasional.
Mickey Mikelbach sang vokalis yang perawakannya tinggi besar merupakan perpaduan antara Mick Jagger dan Steve Tylor dalam aksinya bahkan lebih edan dari Ucok AKA. Seperti yang diperlihatkannya ketika tampil bersama Arista Birawa, ZB 101, dan penyanyi Filipina Victor Wood di Gelora Pancasila Surabaya tanggal 18 Februari 1973. Dalam pertunjukan itu, tanpa diketahui panitia Micky mengeluarkan seekor kelinci dari sebuah tas di sudut panggung. Setelah mulutnya komat-komit seperti membaca mantra, Micky mengelus-elus kelinci itu, dibelai dan dicium, tetapi kemudian secara tiba-tiba kelincinya itu dicekiknya, kemudian dilempar dan ditikam dengan belati yang sudah dipersiapkan ke tubuh binatang malang itu. Darah kelinci pun muncrat dan Mickey pun menghirupnya dan penonton terkejut. Berharap mendapat sambutan, Mickey malah menerima teriak berupa  kemarahan dari para penonton agar turun dari panggung.
Ketika itu juga aliran listrik ke peralatan musik di panggung dihentikan oleh panitia dan Mickey serta group Bentoel diminta menghentikan penampilannya karena pertunjukan yang menegakkan bulu roma itu merupakan perbuatan yang mengarah kepada aksi sadisme dan dicaci maki serta dikutuk banyak orang sampai akhirnya mereka harus turun panggung.

Mick Jagger van Malang
Era Introspeksi
Mickey yang biasa menampilkan aksi sadistis seperti yang tertulis di atas, maka dalam suatu pertunjukannya bersama band barunya Oegle Eyes di Taman Remaja Surabaya, ia tidak lagi menampilkan adegan menghisap darah binatang sebelumnya yang telah berhasil mengorbitkan namanya, seperti gaya suaranya yang tetap keras, hoby-nya bernyanyi sambil berjongkok-jongkok, main sodok stick mike serta berlengggang-lenggok, ditambah dengan demostrasi main kipas serta mengkibas-kibaskan rambut seperti halnya permainan kuda lumping.

Mickey Rocker kebanggan kota Malang
Dilirik God Bless
Nama Group Band Bentoel bertambah terkenal oleh karenanya dan sewaktu Bentoel tampil di “Jakarta Fair 1974″, mereka dilirik God Bless yang sedang ancang-ancang mencari pengganti Nasution Bersaudara (Keenan Nasution (drum), Debby Nasution (keyboard) dan Oding Nasution (gitar).God Bless terkesima melihat permainan dua personel Bentoel Teddy Sujaya (drum) dan Ian Antono (gitar) ini. Tak lama berselang atas ajakanYockie yang saat itu bersama Sammi Zakaria tinggal di Malang merekapun bersedia direkrut untuk gabung ke God Bless dan setelah itu otomatis group band Bentoel-pun sekarat apalagi  sponsor utamanya Pabrik rokok Bentoel menarik diri setelah Ian dan Teddy cabut, tanpa adanya sponsor tersebut maka kegiatan group ini pun praktis terhenti dan bubar!.
Mickey ketika jumpa pers pada tour God Bless di kota Semarang tahun 1986.pernah berkata “Bentoel bubar karena gitaris gue Ian Antono dan drummer gue Teddy Sudjaya diculik si Achmad (maksudnya Achmad Albar).” Achmad Albar yang duduk satu meja dengan Micky hanya senyum-senyum kecut.

OGLE EYES

Penerus  Kejayaan Bentoel


Sementara itu, bubarnya Bentoel memaksa vokalis Mickey  bergabung dalam Ogle Eyes, group band ini adalah milik perusahaan rokok Oepet di Malang.  group yang juga diperkuat oleh mantan personil Giant Step keyboardist Jocky Soerjoprayogo dan drummer Sammy Zakaria langsung saja melesat namanya karena nama-nama personil didalamnya sudah menjadi jaminan. Dalam suatu pertunjukan bersama band barunya di Taman Remaja Surabaya, Micky tidak lagi menampilkan adegan menghisap darah binatang.
Namun demikian dalam pertunjukannya ini ia masih mencoba mengulang kembali gaya dan tingkah yang pernah diperlihatkan . Mickey juga sempat memulai karir solonya dengan merekam album berjudul ‘Metropolitan’ [Prawita records]. Pada rilisan tersebut,d ia berduet dengan  Sylvia Saartje di lagu yang berjudul Wanita. Saat ini, kaset solo Mickey menjadi barang langka dan collector item yang bernilai tinggi. Karena suasana di groupnya sudah tidak mendukung lagi disebabkanYockie sudah gabung kembali ke God Bless lalu Mickey-pun ikut ikutan pindah ke Jakarta maka Ogle Eyes-pun akhirnya bubar.

JAGUAR

Superstar Yang Kehabisan Napas
Selepas bubarnya Ogle Eyes Mickey-pun hijrah ke Jakarta dan mendirikan Jaguar (oleh karenanya namanya-pun menjadi popular sebagai Micky Jaguar) bersamaYockie dan  Toto Tewel, gitaris semasa di Ogle Eyes di Malang. Tapi sayangnya ketika rekaman yang mengiringinya bukanlah salah satu dari band yang dimilikinya. ‘Dokter Pancaroba’ (1978), album pertamanya, digarap bersama Jopie Item.”Saya nggak ngerti , kenapa waktu itu kok si Mickey nyarinya saya. Tau-tau dia sudah dirumah saya. Padahal kami saling gak kenal ketika itu. Tapi karena tekadnya kenceng, akhirnya permintaannya saya turuti.” Cerita Jopie, dan album kedua dikerjakan oleh Bambang, pemain Bass Band Bentoel bersama Yopie Item. Sayang album ini tak jadi beredar. Mickey setelah bermukim  di Sukabumi  selama beberapa tahun lalu diapun wafat disana pada  tahun 1985. (dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar